Mengatasi Tantangan Di Tahun 2011
Paññā va dhanena seyyo ti.Kebijaksanaan melebihi kekayaan.
Tahun 2010 telah kita lewatkan, sekarang kita telah berada di tahun 2011. Sesuai dengan proses perubahan, maka tambah tahun akan tambah pula tantangan yang akan dihadapi. Seorang anak menghadapi masalah, tetapi tidak sebanyak masalah seorang dewasa. Jadi jelas, makin lama hal yang dihadapi dalam kehidupan akan semakin banyak masalah yang dihadapi. Oleh karena itulah kita harus memiliki sikap bijaksana dalam menghadapinya. Banyak harta kalau tidak bijak menggunakannya tentu akan mengundang bahaya.
Sebagai umat Buddha, tentu kita tidak asing lagi dengan Jalan Mulia Beruas Delapan. Dalam ruas daya upaya (samm? v?y?ma) dijelaskan sebagai berikut:
1. Sesuatu yang baik hendaklah diteruskan dan dikembangkan,
2. Sesuatu yang tidak baik jangan dilakukan lagi,
3. Sesuatu yang baik tetapi belum timbul, hendaklah ditumbuhkan,
4. Sesuatu yang tidak baik yang belum timbul, hendaklah dilenyapkan.
Jadi, kalau kita sudah melakukan sesuatu usaha yang ternyata membawa kebaikan bagi diri sendiri dan juga kebaikan bagi orang lain, tidak merugikan diri sendiri dan juga tidak merugikan orang lain, maka hendaklah usaha itu terus dikembangkan. Dalam kehidupan rumah tangga, anak dan istri sejahtera dan hidup harmonis, karena semua mengerti Dhamma dengan baik, maka kondisi seperti ini layak dikembangkan terus. Tetapi kalau setelah kita evaluasi ternyata usaha yang dilakukan tidak baik, merugikan diri sendiri dan juga merugikan orang lain, maka usaha tersebut harus dihentikan segera. Dalam mengelola ekonomi setelah dilakukan evaluasi secara menyeluruh ternyata tidak membawa kebaikan bahkan kerugian bagi diri sendiri karena manajemen kurang baik atau banyak merugikan pihak lain sehingga hilang kepercayaan, maka usaha tersebut harus dihentikan segera. Sebaliknya, banyak orang telah memiliki rencana yang baik tersusun rapih dan bila dilakukan tidak merugikan orang lain, bukan usaha yang melanggar Dhamma, maka hendaklah rencana yang baik ini dikerjakan segera. Tetapi bilamana rencana yang mau dikerjakan tersebut banyak merugikan pihak lain atau usaha yang melanggar Dhamma, maka rencana tidak baik ini jangan sampai dilanjutkan, walaupun kemungkinan mendapatkan keuntungan yang besar.
Manusia hidup paling lama 100 tahun (sama dengan 36.000 hari). Jauh lebih banyak topik Dhamma dalam Buddhasasana yang berjumlah 84.000. Seseorang memang bisa mengumpulkan kekayaan sampai milyaran tetapi kalau dengan cara salah melanggar Dhamma, merugikan negara, orang banyak, maka kekayaan itu bisa jadi bomerang diri sendiri. Kalau buah perbuatan tidak baik ini masak, tidak ada lagi yang bisa terhindar dari penderitaan, baik di dunia ini maupun setelah meninggal. Buah dari perbuatan tidak baik ini bisa berpuluh kali lipat penderitaannya.
Seorang arahat wanita, Y.A. Bhikkhuni Dhammadina menceritakan tentang kehidupannya ketika kelahiran yang lalu menjadi istri seorang hartawan. Suatu hari suaminya mengundang seorang brahmana yang dihormati. Untuk menghormati tamu agung ini, dia menyuruh istrinya menyediakan masakan yang lezat. Istrinya pergi ke dapur untuk memasak makanan, tetapi dia tidak memiliki daging segar. Maka pergilah wanita ini ke kandang kambingnya, di sana dia menyembelih seekor anak kambing, tentu saja masakan gulai kambingnya sangat dipuji oleh para tamu, dan ia sangat senang sekali. Perbuatan jahat yang disertai dengan kesenangan ini membawa ia setelah meninggal punabbhava di alam neraka. Setelah dari neraka ia lahir menjadi kambing, 500 kali kelahiran selalu disembelih. Baru dalam kelahiran BUDDHA GOTAMA ia menjadi Bhikkhuni Dhammadina dan mencapai Arahatta-phala.
Dhamma mengingatkan kita begitu mengerikan akibat perbuatan jahat yang dilakukan dengan pandangan salah. Maka umat Buddha hendaknya memiliki kebijaksanaan yang melebihi kekayaan apapun di dunia ini.
SELAMAT TAHUN BARU 2011, SEMOGA TIRATANA MEMBERKAHI KITA SEMUA.