HADIRKAN CINTA
Akkodhena jine kodhaṁ, Asādhuṁ sādhunā jineJine kadariyaṁ dānena, Saccena alikavādinaṁKalahkan amarah dengan cinta kasih, kalahkan kejahatan dengan kebajikan,Kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati, kalahkan kebohongandengan kejujuran.(Dhammapada Kodha Vagga; 223)
*) Dhammadesana (versi video) dapat dilihat di sini:
Merenungkan Arah Langkah Hidup
Tidak sedikit manusia yang bingung dengan arah langkah hidupnya sendiri. Apabila hal ini ditanyakan kepada mereka: Apa tujuan kita hidup?. Jawaban yang didapat adalah bervariasi, ada yang mengatakan tidak tahu, cari banyak uang, senang-senang, dan lain sebagainya. Hal ini jelas menunjukkan bahwa itulah batas pengertian mereka terhadap hakikat kehidupan yang sesungguhnya. Orang yang terhimpit dengan masalah hidup, seperti pandangan terhadap agama didasari oleh kepentingan politik, pekerjaan, pendidikan, rumah tangga, ekonomi, mereka cenderung emosi pada saat yang diharapkan tidak tercapai. Emosi yang tidak terkendali merupakan kerugian yang terbesar dalam diri orang tersebut. Pada saat seseorang tidak memiliki kesabaran, faktor di luar diri menyerang, seperti kondisi tidak suka dengan yang berbeda pada keyakinan, atasan tidak suka dengan karyawan. Pada saat seseorang tidak pandai dalam menempatkan masalah, maka ia akan memicu suatu konflik yang baru. Sikap amarah yang muncul merupakan akibat dari pikiran, ucapan, dan perilaku sikap yang tidak terkendali. Indria yang tidak terkendali terbakar oleh kondisi objek yang kontak dengannya.
Cinta Kerdil
Faktor penyebab lemahnya cinta dikarenakan memiliki landasan pamrih. Cinta secara umum selalu berlandaskan pamrih. Tidak sedikit orang memahami arti cinta secara kerdil. Cinta kerdil adalah mencintai hanya satu arah, yaitu pada suatu keyakinan yang sama, pada saat ditanya apa agamamu? Saat ia tahu berbeda, tampak paras wajah, perilaku yang awalnya lembut, dan baik, seketika itu berubah 180 derajat menjadi kasar, dan tidak suka. Demikian pula cinta terhadap pasangan, tanpa memperdulikan cintanya pada makhluk lain. Cinta kerdilpun dapat terjadi secara kelompok.
Selama cinta kerdil ini dijalankan, maka makna cinta akan menjadi lemah. Cinta kerdil tersebut memiliki dasar ego, sehingga tidak semua orang dapat merasakan cinta yang tulus dan universal dari kita sebagai pelakunya. Cinta apabila masih dituntut untuk dipuaskan, berarti cinta pamrih. Cinta yang pamrih berarti cinta barter, cinta barter adalah menuntut agar setelah diperhatikan, disayangi, orang tersebut harus membalasnya dengan hal yang serupa bahkan lebih, apabila hal ini tidak terjadi maka penderitaan, ketakutan, kekhawatiran terjadi.
Cinta Kasih Sebagai Penjaga Dunia
Cinta Kasih merupakan dasar kekuatan atau potensi diri yang belum terekspos keluar diri. Cinta Kasih di sini merupakan universal kita sebut dengan cinta kasih (mett?). Cinta kasih berlandaskan kerelaan, tanpa paksaan. Menebarkan cinta kasih agar bahagia terjadi dibutuhkan kesadaran diri yang diasah dari pikiran yang dipenuhi cinta kasih pula. Pikiran yang tidak terlatih, selalu membenci akan menyebabkan kejengkelan, sakit hati, dan putus asa. Pikiran cinta kasih dapat muncul kalau kesadaran dikembangkan (meditasi,). Pikiran yang berkesadaran pada cinta kasih akan membawa kekuatan untuk selalu mengasihi semua makhluk secara universal.
Pikiran yang dipenuhi cinta kasih akan membawa pada ucapan yang didasari pula dengan cinta kasih. Hal tersebut juga dibutuhkan keterampilan dalam mengasah pikiran yang dipenuhi cinta kasih. Pada saat ucapan kasar terlontar oleh pikiran membenci, maka ucapan itu akan melukai perasaan sendiri dan makhluk lain. Ucapan yang mampu melukai, bahkan membunuh karakter orang lain, akan menjadi bencana terhadap orang itu sendiri, sehingga pada saat ucapan diarahkan dengan baik, maka ucapan itu akan dipenuhi dengan cinta kasih.
Ucapan yang dipenuhi dengan cinta kasih telah terlaksana dengan baik, maka perilaku kehidupan pun akan menjadi baik. Seandainya seseorang tidak terkendali, pikiran membenci, ucapannya kasar, secara otomatis ledakan emosinya akan tersalurkan melalui tindakan fisik, seperti melukai, bahkan sampai membunuh makhluk lain. Sikap cinta kasih dapat ditunjukkan dengan cara menghargai kehidupan makhluk lain, baik manusia bahkan hewan sekalipun.
Cinta sebagai penguat, penguat untuk selalu terkondisi menjaga diri dari amarah. Buddha menjelaskan sumber penderitaan pada saat mereka yang tidak menjaga pikiran, ucapan, dan perilakunya. Hadirkan cinta di dunia agar semua berseri, menyambut indahnya dunia ini. Selain daripada itu, cinta kasih yang dikembangkan akan membawa pada kecintaan makhluk lain, seperti makhluk peta, bahkan dewa sekalipun. Lebih daripada itu, kekuatan cinta kasih dapat menangkal senjata tajam, racun, pelet, dan santet.
Kembangkanlah cinta kasih sebagai wujud keutuhan dalam diri. Barang siapa yang mengembangkan cinta kasih, maka ia pun turut menjaga perdamaian dunia, serta keutuhan Dhamma, karena keutuhan Dhamma juga ditentukan dari moralitas manusianya. Dunia akan menjadi tentram, damai, pada saat orang memiliki dua pelindung dalam dirinya, yaitu: malu untuk berbuat jahat, serta takut akan akibat dari perbuatannya.
Selamat Hari Trisuci Waisak 2560/ 2016, Marilah umat Buddha selalu mengembangkan cinta kasih tanpa kekerasan, agar dunia selalu damai, tentram, dan bahagia.
Referensi:
- Bodhi, Nyanaponika. 2003. Petikan A?guttara Nik?ya. Vih?ra Bodhiva?sa, Klaten Wisma Dhammagu?a.
- ____2010. Tipiaka Tematika. Tanpa kota: Ehipassiko Foundation.
- Thitaketuko. 2012. Catatan Meditasi Vipassana. Denpasar. Tanpa Penerbit.
- Tim Giri Mangala Publication 2009. Khotbah-khotbah Panjang Sang Buddha D?gha Nik?ya. Tanpa kota: Dhammacitta Press.
- Vij?no. 2013. Dhammapada. Tanpa kota: Bahussuta Society.