DHAMMA SEBAGAI DASAR KEBERSAMAAN SUKHA SANGHASSA SAMAGGI
Kebersamaan sebuah perhimpunan mendatangkan kebahagiaan.
(Khu.Dp.194)
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Dalam masyarakat yang majemuk ini, kita menjadi salah satu bagian yang ada dalam kemajemukan tersebut. Demikian juga dalam masyarakat tersebut terdapat kelompok-kelompok, mulai kelompok yang terkecil, yaitu keluarga hingga kelompok terbesar yaitu, negara. Dengan adanya kelompok tersebut, maka permasalahan-permasalahan juga sering muncul karena perbedaan pandangan. Bagaimana Dhamma dapat menjadi cara untuk praktik agar perbedaan tersebut dapat digunakan untuk menjalin kebersamaan dalam mencapai tujuan?
Dhamma merupakan Ajaran Buddha yang dapat dipraktikkan oleh pabbajita maupun perumah tangga. Sebagian orang mengatakan bahwa mendengarkan Dhamma hanya untuk orang yang jenuh dengan kehidupan atau orang yang sudah tua. Barangkali kita juga memandang dunia dengan cara ini karena kita belum pernah mendengarnya. Tetapi setelah mendengarkan Dhamma, kita akan melihat bahwa ada tiga manfaat yang diperoleh dari mendengarkan Dhamma, yaitu: ditthadhammikattha (manfaat dalam kehidupan sekarang); samparayikattha (manfaat untuk kehidupan yang akan datang); dan paramattha (manfaat yang paling tinggi yaitu magga, phala dan Nibbana). Khusus ditthadhammikattha yang kita peroleh dari mendengarkan Dhamma adalah pengetahuan pada saat mendengar sehingga akan muncul pemahaman dan pengertian, misalnya mengerti cara praktik Dhamma.
Mendengarkan Dhamma bukanlah tentang orang yang dengan dunia atau orang yang sudah lanjut usia. Tetapi itu adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh semua umat Buddha. Jika seseorang lahir sebagai manusia dan tidak memiliki kesempatan untuk mendengarkan Dhamma, itu adalah kemunduran yang luar biasa karena dia tidak akan mengetahui kebaikan maupun keburukan, tidak mengetahui mana yang pantas dilakukan dan mana yang harus dihindari. Ketika tidak mengetahui hal tersebut, maka penderitaan akan mengikutinya. Tetapi setelah mendengarkan Dhamma, kita akan mengetahui bahwa terlahirkan sebagai manusia karena lima sila sebagai dasarnya. Dulu kita masih belum tahu kenapa kita lahir sebagai manusia. Pemikiran sebagian orang adalah karena ada ayah dan ibu atau mungkin pencipta. Kelahiran sebagai manusia karena 5 sila yang dijaga sebagai penyebabnya. Jika tidak menjaga 5 sila, sangat sulit terlahir sebagai manusia yang merupakan salah satu yang sulit di dunia. Sebagai manusia, kita hidup berkelompok dalam himpunan kecil hingga himpunan besar sehingga perlu me-ngembangkan kebersamaan agar terjalin keharmonisan
Karena itu, mendengarkan Dhamma adalah sebab bagi kita untuk memiliki kebahagiaan dan mempraktikkan Dhamma itu. Dalam Saraniyadhamma Sutta, terdapat 6 cara yang dapat menyebabkan orang bersama-sama atau bersatu dalam perhimpunan, yaitu:
- Metta Kayakamma:
Perbuatan melalui badan jasmani yang dilakukan dengan dasar cinta kasih.
- Metta Vacikamma:
Perbuatan melalui ucapan yang dilakukan dengan dasar cinta kasih.
- Metta Manokamma:
Perbuatan melalui pikiran yang dilakukan dengan dasar cinta kasih
- Sadharanabhogi:
Berbagi perolehan yang diterima sebagai sesuatu yang pantas.
- Silasamannata:
Memiliki kesamaan dalam pelaksanaan sila.
- Ditthisamannata:
Memiliki kesamaan dalam pemegangan pandangan benar.
Sebagai contoh, saat ini, kita bersama-sama duduk dalam ruang Dhammasala ini untuk tujuan yang sama, yaitu melakukan pujabakti, meditasi dan mendengarkan Dhamma. Ini merupakan kayasamaggi dan vacisamaggi. Ketika mendengarkan Dhamma muncul perenungan dan pemahaman.
Masalah yang sering muncul di beberapa kelompok saat ini adalah Ditthisamannata (memiliki kesamaan dalam memegang pandangan) jika pandangan tersebut merupakan bagian keburukan, maka disebut micchaditthi. Jika pandangan tersebut merupakan pandangan benar yang sesuai dengan Jalan Mulia Berunsur 8, maka disebut sammaditthi. Karena itu, ditthi atau pandangan ini merupakan hal yang terjadi dalam diri masing-masing orang. Jika sebagai pandangan benar, hal itu tidak berbahaya terhadap siapa pun juga. Jika pandangan salah, meskipun tidak berbahaya terhadap orang lain, namun akan berbahaya bagi diri sendiri. Bagaimana cara mengatasi micchaditthi dan sammaditthi agar memiliki pandangan yang sama karena masing-masing memiliki dasar. Pendidikan yang tidak sama. Caranya adalah dengan memberikan pemahaman mengenai kammassakatasammaditthikamma, yaitu perbuatan yang dilakukan melalui badan jasmani, ucapan, dan pikiran yang merupakan bagian awal dalam Saraniyadhamma. Jika masing-masing percaya dan yakin, maka akan muncul ditthisamannata yang akan menyebabkan memiliki pandangan sama dalam mencapai tujuan. Kita harus percaya bahwa perbuatan baik akan meng-akibatkan hasil yang baik dan perbuatan buruk akan menghasilkan akibat yang buruk.
Pengetahuan Dhamma, jika tidak dilanjutkan dengan praktik, maka tidak akan menyebabkan manfaat. Karena itu, setelah mendengar Dhamma, hendaknya kita dapat mengubah pandangan hingga muncul silasamannatadan ditthisamannata. Jika memiliki sila dan pandangan yang sama, maka akan menyebabkan kebersamaan. Ketika memiliki kebersamaan, maka akan muncul “sukha sanghassa samaggi” kebersamaan dalam kelompok menyebabkan kebahagiaan yaitu bahagia dalam rumah tangga dan bahagia dalam masyarakat. Karena itu, kebersamaan ini jangan berpikir hanya sekadar badan jasmani dan ucapan, namun juga berkenaan dengan pikiran dan berusaha agar mengerti Jalan Mulia Berunsur 8 sehingga akan menyebabkan manfaat yang tertinggi, yaitu Nibbana.