Empat Integritas Diri {Cattaro Vesarajja} Berlandaskan Mahas?hanada Sutta
Cattarimani, sariputta, tathagatassa vesarajjani yehi vesarajjehi
samannagato tathagato asabham thanam patijanati,
parisasu sihanadam nadati, brahmacakkam pavatteti.
(Mahasihanada Sutta)
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Apa itu Integritas?
Integritas merupakan salah satu atribut terpenting/kunci yang harus dimiliki seorang pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan ber-bagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat. Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin “integer”, yang berarti:
- Sikap yang teguh mempertahankan prinsip, tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
- Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Seseorang yang memiliki integritas pribadi akan tampil penuh percaya diri, anggun, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya hanya untuk kesenangan sesaat. Siswa yang memiliki integritas lebih berhasil ketika menjadi seorang pemimpin, baik pemimpin formal maupun pemimpin nonformal.
Dr. Kenneth Boa (President dari Reflections Ministries, Atlanta) menggambarkan integritas sebagai lawan langsung dari kemunafikan. Ia mengatakan, bahwa seorang munafik tidaklah qualified untuk membimbing orang-orang lain guna mencapai karakter yang lebih tinggi. Integritas dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin, namun juga yang dipimpin. Orang-orang menginginkan jaminan bahwa pemimpin mereka dapat dipercaya jika mereka harus menjadi pengikut-pengikutnya.
Mereka merasa yakin bahwa sang pemimpin memperhatikan kepentingan setiap anggota tim dan sang pemimpin harus menaruh kepercayaan bahwa para anggota timnya melakukan tugas tanggung jawab mereka. Pemimpin dan yang dipimpin sama-sama ingin mengetahui bahwa mereka akan menepati janji-janjinya dan tidak pernah luntur dalam komitmennya. Orang yang hidup dengan integritas tidak akan mau dan mampu untuk mematahkan kepercayaan dari mereka yang menaruh kepercayaan kepada dirinya. Mereka senantiasa memilih yang benar dan berpihak kepada kebenaran. Ini adalah tanda dari integritas seseorang. Mengatakan kebenaran secara bertanggung jawab, bahkan ketika merasa tidak enak mengatakannya.
Integritas lebih menyangkut “heart” (hati) yaitu kemampuan olah nurani yang mencakup antara lain kejujuran, ketulusan, komitmen, dan sebagainya. Integritas dibangun melalui tiga unsur penting yaitu nilai-nilai yang dianut oleh pemimpin (values), konsistensi, dan komitmen. Nilai-nilai tersebut merupakan pegangan dari si pemimpin dalam bertindak. Integritas ini akan semakin kokoh jika pemimpin memiliki konsistensi antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan (walk the talk) dan memiliki komitmen terhadapnya. Bila tidak memiliki integritas, kita akan kehilangan kredibilitas karena orang lain akan menjauhi kita untuk menghindari kekecewaan. Integritas adalah praktik bersikap jujur dan menunjukkan kepatuhan yang konsisten dan tanpa kompromi terhadap prinsip, nilai moral dan etika yang kuat.
Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, definisi lain dari integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran atau ketepatan dari tindakan seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik).
Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya. Mudahnya, ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya. Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari pegawainya. Pimpinan yang ber-integritas dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya.
Menurut Henry Cloud, ketika berbicara mengenai integritas, maka tidak akan terlepas dari upaya untuk menjadi orang yang utuh dan terpadu di setiap bagian diri yang berlainan, yang bekerja dengan baik dan menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Integritas sangat terkait dengan keutuhan dan keefektifan seseorang sebagai insan manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Ciri-ciri orang berintegritas, yaitu:
- Orang yang tidak memakai kedok.
- Orang yang bertindak sesuai dengan ucapan.
- Sama di depan dan di belakang.
- Konsisten antara apa yang diimani dan kelakuannya.
- Konsisten antara nilai hidup yang dianut dan hidup yang dijalankan.
Manfaat Integritas adalah:
- Manfaat integritas secara fisik: integritas dapat membuat seseorang menjadi sehat dan bugar. Dengan keadaan ini seseorang dapat melakukan aktivitas dan pekerjaannya sehari-hari.
- Manfaat integritas secara intelektual: integritas dapat mengoptimalkan kinerja otak seseorang.
- Manfaat integritas emosional: integritas dapat membuat diri seseorang penuh motivasi, empati, serta rasa solidaritas yang tinggi dalam interaksi bekerja.
- Manfaat integritas spiritual: integritas membuat seseorang menjadi lebih bijaksana dalam mengartikan sesuatu, termasuk pengalaman hidupnya, seperti keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialaminya.
- Manfaat integritas sosial: integritas mampu mengembangkan hubungan antar individu maupun lingkungan masyarakat, misalnya membuat seseorang mau bekerja-sama untuk menyelesaikan tugas maupun kegiatan yang menuntut kekompakan serta kerjasama yang baik.
Istilah integritas sendiri jarang sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena tidak semua orang mengetahui dan memahami arti dari integritas. Alasan kenapa istilah integritas bisa digunakan dalam kehidupan keseharian karena berhubungan dengan sikap dan sifat yang melekat pada diri seseorang. Seseorang dianggap berintegritas ketika orang tersebut memiliki karakter dan kepribadian seperti di bawah ini:
- Jujur dan bisa dipercaya;
- Mempunyai komitmen;
- Bertanggung jawab;
- Menepati ucapannya;
- Setia;
- Menghargai waktu;
- Mempunyai prinsip serta nilai-nilai hidup.
Cattaro Vesarajja (Empat Integritas Diri)
‘‘Cattarimani, sariputta, tathagatassa vesarajjani yehi vesarajjehi samannagato tathagato asabham thanam patijanati, parisasu sihanadam nadati, brahmacakkam pavatteti. Katamani cattari?
“Sariputta, Sang Tathagata memiliki empat jenis keberanian ini, yang dengan memilikinya Beliau diakui sebagai pemimpin kelompok, mengaumkan auman singa di dalam kelompok-kelompok, dan memutar Roda Brahma. Apakah empat ini?
“Di sini, Aku tidak melihat dasar yang dengannya petapa atau brahmana atau dewa atau Mara atau Brahma atau siapa pun juga di dunia ini mampu, sesuai dengan Dhamma, menuduhKu sebagai berikut: ‘Walaupun Engkau mengaku telah mencapai Pencerahan Sempurna, namun Engkau tidak tercerahkan sempurna sehubungan dengan hal-hal tertentu.’ Dan melihat tidak ada dasar untuk itu, maka Aku berdiam dengan aman, tanpa ketakutan, dan dengan berani.
Aku tidak melihat dasar yang dengannya petapa atau siapa pun juga dapat menuduhKu sebagai berikut: ‘Walaupun Engkau mengaku telah menghancurkan noda-noda, namun noda-noda ini belum Engkau hancurkan.’ Dan melihat tidak ada dasar untuk itu, maka Aku berdiam dengan aman, tanpa ketakutan, dan dengan berani.
“Aku tidak melihat dasar yang dengannya petapa atau siapa pun juga dapat menuduhKu sebagai berikut: ‘Hal-hal yang Engkau sebut sebagai rintangan tidak mampu menghalangi seseorang yang menikmatinya.’ Dan melihat tidak ada dasar untuk itu, maka Aku berdiam dengan aman, tanpa ketakutan, dan dengan berani.
“Aku tidak melihat dasar yang dengannya petapa atau siapa pun juga dapat menuduhKu sebagai berikut: ‘Ketika Engkau mengajarkan Dhamma kepada seseorang, Dhamma itu tidak menuntunnya pada kehancuran total penderitaan ketika ia mempraktikkannya.’ Dan melihat tidak ada dasar untuk itu, maka Aku berdiam dengan aman, tanpa ketakutan, dan dengan berani.
“Seorang Tathagata memiliki empat jenis keberanian ini, yang dengan memilikinya Beliau diakui sebagai pemimpin kelompok, mengaumkan auman singa di dalam kelompok-kelompok, dan memutar Roda Brahma. “Sariputta, ketika Aku mengetahui dan melihat demikian, jika siapa pun juga mengatakan tentangKu Ia pasti akan berakhir di neraka.