BAGAIMANAKAH PERLINDUNGAN YANG SESUNGGUHNYA ITU?
Bahum ve saranam yanti pabbatani vanani ca
aramarukkhacetyani manussa bhayatajjita.
Banyak manusia, karena dicekam ketakutan, menjadikan
gunung-gunung, hutan-hutan, padepokan, pepohonan,
dan kepunden sebagai objek perlindungan.
(Dhammapada 188)
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Waktu yang telah berlalu tidak akan mungkin dapat kita tarik kembali. Ibarat air sungai yang mengalir, tidak akan dapat dikembalikan. Kehidupan kita berlalu bersama dengan berlalunya sang waktu menuju ketuaan dan kematian. Mereka yang senang dalam melakukan perbuatan bajik, tidak akan membiarkan waktu berlalu tanpa membuat kebajikan. Kita harus menggunakan kehidupan dengan usia terbatas ini untuk mengembangkan kebajikan dan keluhuran batin.
Saat ini kondisi masyarakat di dunia sedang menghadapi kesulitan yang tidak dapat dihindari akibat pandemi Covid 19. Namun demikian kondisi yang terjadi ini hendaknya tidak menyebabkan batin kita menjadi goyah dengan pergi mencari perlindungan ke tempat-tempat yang tidak tepat. Setiap orang berusaha pergi mencari perlindungan bagi diri mereka masing-masing agar terbebas dari kesulitan. Namun sangat sedikit yang menemukan perlindungan sesungguhnya karena sebagian besar tidak mengetahui perlindungan sesungguhnya itu bagaimana. Sang Buddha bersabda dalam Dhammapada 188-189 bahwa:
"Banyak manusia, karena dicekam ketakutan, menjadikan gunung-gunung, hutan-hutan, padepokan, pepohonan, dan kepunden sebagai objek perlindungan. Perlindungan itu bukanlah perlindungan aman, bukanlah perlindungan utama. Dengan berpegang pada perlindungan itu, orang takkan bebas dari segala derita".
Banyak manusia, ketika merasa takut, khawatir, cemas dan lain-lain, kemudian pergi ke tempat-tempat yang dianggap dapat mengatasi masalah-masalah yang muncul. Beberapa orang merasa tenang setelah pergi ke tempat tersebut, namun tempat-tempat tersebut hanya dapat menyebabkan ketenangan sementara. Tatkala muncul kecemasan dan kekhawatiran yang disebabkan oleh hal lainnya, tempat-tempat yang dianggap sebagai pelindung itu, belum tentu akan dapat menjadi pelindungnya. Sedangkan seseorang yang berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha, mampu melihat kebenaran ariya dengan kebijaksanaan, perlindungan itulah yang disebut sebagai perlindungan aman, perlindungan utama. Sebagaimana Buddha bersabda dalam Dhammapada 190 bahwa: "Sedangkan, barang siapa menjadikan Buddha, Dhamma, dan Sangha sebagai objek perlindungan, ia, melalui kebijaksanaan yang benar akan melihat empat kebenaran ariya, yakni duka, sebab kemunculan duka, kepadaman duka, dan jalan ariya berunsur delapan menuju kepadaman duka." Mereka yang tidak pernah mendengar Ajaran Buddha tidak akan mengerti tentang perlindungan ini. Ketika tidak pernah mendengar, maka akan memegang apa saja yang ditemui dengan berpikir bahwa ini adalah perlindungan. Bukan hanya sekarang manusia salah memegang perlindungan, pada zaman Buddha pun ada kelompok yang tidak tahu mengenai perlindungan yang sesungguhnya. Sebagai contoh Purohita Aggidatta yang memiliki kebijaksanaan yang memiliki pengikut sepuluh ribu pengikut, namun tidak mengerti perlindungan yang sesungguhnya sehingga mengajarkan kepada murid-muridnya untuk berlindung kepada gunung, hutan, padepokan, pepohonan, dan lain-lain. Setelah mendengar bahwa perlindungan yang aman, perlindungan yang utama bukanlah tempat-tempat tersebut, melainkan penembusan terhadap empat kebenaran ariya; Purohita Aggidatta beserta sepuluh ribu pengikutnya mencapai tingkat kesucian arahanta.
Dengan demikian, perlindungan sesungguhnya merupakan perlindungan yang bersumber dari dalam dengan kebijaksanaan yang benar sehingga akan mampu mengatasi kesulitan dari tingkat dasar, yaitu kesulitan dalam keseharian hingga yang tertinggi yaitu kepadaman duka.