x

ALASAN MELAKUKAN KEBAJIKAN

Dhammo have rakkhati dhammacāriṁ.
“Dhamma senantiasa melindungi ia yang hidup sesuai dengan Dhamma.”
 (Theragatha 4.10)

    DOWNLOAD AUDIO

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Setiap orang yang memahami ajaran Buddha dengan benar akan menyadari bahwa praktik Dhamma patut dikembangkan setiap saat. Kebajikan hendaknya dilakukan sebanyak dan sesegera mungkin, tidak boleh ditunda lagi. Kondisi kehidupan bagaikan roda yang terus berputar, semuanya tidak kekal, selalu berubah, tidak ada satu pun yang bisa dipertahankan.  

Buddha sering mengingatkan agar tidak hanya sekadar baik atau berpikir dengan cara yang baik, tetapi juga “menjadi baik” (dayāpanna), yang berarti harus mengekspresikannya melalui tindakan nyata. Kebaikan sejati adalah tiadanya keinginan untuk mendominasi orang lain bahkan tiadanya keinginan untuk menyakiti orang lain. Kebaikan dapat terungkapkan melalui kemurahan hati, kemauan untuk menolong, kesabaran tanpa batas, berbicara dengan belas kasih, dan berbuat lebih banyak bagi orang lain. 

Dalam Raṭṭhapāla Sutta (MN 82), Raja Koravya pergi keluar dari Thullakoṭṭhita dengan penuh kemegahan untuk menemui Yang Mulia Raṭṭhapāla. Raja Koravya bertanya apakah yang telah diketahui atau dilihat atau didengar sehingga Beliau meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah. 

Ada 4 ringkasan Dhamma yang telah diajarkan oleh Guru Agung Buddha yang tercerahkan sempurna. Setelah mengetahui, melihat, dan mendengarnya, Bhikkhu Raṭṭhapāla meninggalkan keduniawian dari kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah. Apakah yang empat ini?

  1. Kehidupan di alam manapun juga adalah terus berubah, tidak stabil, tidak dapat ber-tahan (upanīyati loko addhuvo). 
  2. Kehidupan di alam manapun juga adalah tanpa perlindungan dan tanpa pelindung (attāṇo loko anabhissaro). 
  3. Kehidupan di alam manapun juga adalah tidak memiliki apa-apa, seseorang harus me-ninggalkan segalanya dan melanjutkan (assako loko sabbaṁ pahāya gamanīyaṁ).
  4. Kehidupan di alam manapun juga adalah tidak lengkap, tidak pernah terpuaskan, budak ketagihan (ūno loko atitto taṇhādāso).

Banyak orang di dunia ini yang masih karena ketidak-tahuannya, mereka tidak mem-berikan harta yang dikumpulkan. Dengan serakah menimbun ke-kayaan, dan masih menginginkan kenikmatan indra yang lebih jauh lagi. Sebagian besar orang juga, bukan hanya seorang raja, me-nemui kematian dengan ketagihan tidak mereda. Dengan rencana-rencana yang masih belum ter-laksana mereka meninggalkan hidupnya, namun keinginan masih tetap tidak terpuaskan di dunia. 

Sesungguhnya tidak ada siapa pun yang dapat memberikan naungan atau menghiburnya dengan perlindungan. Apabila se-seorang sungguh bijaksana pasti akan selalu merenungkan bahwa maut dengan kekuatan yang dahsyat dapat merenggut hidup manusia setiap saat.

Sementara keturunannya mengambil alih harta kekayaan-nya, orang ini harus berlanjut sesuai dengan perbuatannya. Dan ketika ia meninggal dunia tak se-orang pun yang dapat mengikuti-nya, tidak anak atau pasangan atau keluarga ataupun harta ke-kayaan. Usia panjang tidak di-peroleh melalui harta kekayaan, juga kemakmuran tidak dapat menghalau usia tua. Hidup ini singkat, seperti yang dikatakan oleh semua orang bijaksana, tidak mengenal keabadian, hanya per-ubahan.

Kebijaksanaan adalah lebih baik di sini daripada harta kekaya-an, karena dengan kebijaksanaan seseorang mencapai tujuan akhir. Karena orang-orang melalui ke-tidaktahuan melakukan perbuat-an-perbuatan jahat, sementara gagal mencapai tujuan dalam kehidupan demi kehidupan. Bagai-kan seorang perampok yang ter-tangkap basah dalam perampokan, mengalami penderita-an karena perbuatan jahatnya, Demikian pula orang-orang setelah kematian, di alam berikut-nya, mengalami penderitaan karena perbuatan jahat mereka. 

Seperti air yang tenang dan sejuk secara alami, demikian pula seseorang yang memancarkan cinta kasih demi kesejahteraan dan kebahagiaan semua makhluk, melakukan berbagai kebajikan untuk mewujudkan kehidupan yang penuh dengan kedamaian, serta pada akhirnya merealisasi padamnya penderitaan. 



Text Dhammadesanā dan Informasi Kegiatan Dapat Dilihat di Link Berikut: https://drive.google.com/file/d/1bWVH2Kyx6ue5NKp_8TcZp1tbJYtPztxB/view

Dibaca : 8835 kali