x

KAYA - MISKIN MENURUT BUDDHA DHAMMA

Sabbapāpassa akaraṇaṁ, Kusalassaūpasampadā
Sacittapariyodapanaṁ, Etaṁ Buddhāna sāsanaṁ
Tidak melakukan segala kejahatan, senantiasa menambah kebajikan, menyucikan hati dan pikiran, inilah ajaran para Buddha.
(Dhammapada syair 183)


    DOWNLOAD AUDIO

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Bangkitlah, O, Revati yang berwatak sangat jahat, terbukalah pintu ke neraka, O, perempuan yang kikir. suka mencaci maki para bhikkhu dan petapa yang telah menyingkirkan  gada (telah mencapai kesucian).

Kami akan membawamu ke tempat di mana mereka yang pergi ke alam-alam menderita akan benar-benar berduka, penghuni-penghuni neraka, yang dibuang ke dalam penderitaan yang mendalam.

Setelah berkata demikian, kedua Yakkha besar dan mengerikan, bermata merah tersebut, pesuruh-pesuruh Yama – masing-masing membawa Revati di satu tangan – berangkat menuju kelompok para dewa.

Setelah dibawa dengan cara demikian oleh dua Yakkha ini menuju alam Tiga Puluh Tiga Dewa, Revati ditempatkan di dekat Istana Nandiya, melihat sinarnya yang menyerupai lengkungan matahari, dia bertanya kepada Yakkha-Yakkha ini:

Milik siapakah Istana yang dipenuhi orang ini, yang kemilau, bersinar bagaikan matahari, kediaman yang indah, tertutup jala emas yang berkilau bagaikan sinar matahari?

Sekelompok perempuan, yang diminyaki cendana pilihan, memperindah istana ini dari dalam dan dari luar sehingga keelokan istana ini tampak seperti matahari. Siapakah yang telah mencapai surga, yang sedang bersukacita di istana itu?

Yakkha-yakkha itu memberitahunya:
Di Baranasi ada seorang umat awam bernama Nandiya, yang tidak kikir, seorang pendana dermawan yang murah hati. Inilah istananya, yang dipenuhi orang, yang berkilau bagaikan sinar matahari.

Sekelompok perempuan, yang diminyaki cendana pilihan memperindah istana ini dari dalam dan dari luar sehingga keelokan istana ini tampak seperti matahari. Dia, yang telah mencapai surga, sedang bersukacita di istana itu.

Revati berkata:
Dulu saya adalah istri Nandiya, ibu rumah tangga dengan kekuasaan atas semua keluarga. Sekarang saya akan bergembira di dalam istana suamiku. Saya tidak ingin melihat neraka.
Tetapi yakkha-yakkha itu berkata:

Apakah engkau ingin atau tidak, apa hubungan keinginan itu dengan kami? Mereka lalu membawanya ke neraka. 

Inilah neraka yang (dimaksudkan) bagi engkau yang berwatak sangat jahat. Di dunia tempat manusia hidup, tindakan jasa tidak dilakukan olehmu. Orang yang kikir, suka marah dan berwatak jahat tidak memperoleh persahabatan dari mereka yang telah pergi ke surga.

Setelah berkata demikian, kedua Yakkha itu langsung lenyap dari sana. Revati melihat dua penjaga neraka yang serupa, yang akan menyeret dan melemparkannya ke Neraka-Kotoran yang disebut Samsavaka. 

Inilah Samsavaka, seratus depa dalamnya, di situlah engkau, Revati, akan mendidih selama beribu-ribu tahun.

Sekali lagi Revati memohon dengan ratap tangis agar mereka membawanya kembali ke alam manusia sebaiknya engkau membawa kembali, saya akan melakukan banyak kebajikan melalui dana, hidup seimbang, terkendali mereka yang telah melakukan hal-hal ini merasa bahaya dan nantinya tidak menyesal.

Sekali lagi para penjaga neraka itu berkata:
Dulu engkau tidak waspada, sekarang engkau meratap. Engkau harus mengalami buah dari tindakan-tindakan yang telah kau lakukan sendiri.

Maka, dengan menjerit-jerit dan menggeliat di dalam kesakitan, Revati pun mereka lemparkan ke dalam neraka yang mengerikan itu, dengan kakinya di atas, kepalanya di bawah.

Revati menyampaikan syair penutup:
Dulu saya kikir, orang yang mencaci para petapa dan brahmana, dan karena telah menipu suamiku lewat kebohongan, saya mendidih di dalam neraka yang sangat mengerikan.

Semoga semua makhluk berbahagia

Sumber: 
Sutta Pitaka, Khuddaka Nikaya, Vimana Vatthu 52, hal. 103-107


Text Dhammadesanā dan Informasi Kegiatan Dapat Dilihat di Link Berikut: https://drive.google.com/file/d/1SKwC9dnCmVBbhrTkMPT385QkST7qSyyz/view

Dibaca : 7688 kali