x

Gaya Hidup Hemat (Frugal Living)

Yo cetaṁ sahatī jammīṁ, Taṇhāṁ loke duraccayaṁ
Sokā taṇhā papatanti, Udabindū’va pokkharā’ti
Nafsu keinginan adalah dorongan keinginan yang rendah. Sangat sulit untuk melepaskan diri dari nafsu. Tetapi di dalam dunia ini, apabila ada orang yang dapat menaklukkan nafsu keinginan, maka kesedihan akan lenyap  dari dalam dirinya seperti air yang menetes dari daun teratai.  
(Dhammapada Bab XXIV: Taṇha Vagga, Syair 336)


    DOWNLOAD AUDIO

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Mengatasi Pensiun Dini Menurut Vaṇijja Sutta

 
Gaya hidup frugal living semakin mencuat belakangan ini khususnya setelah adanya pandemi. Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian, masyarakat semakin sadar bahwa memikirkan dana darurat lebih penting daripada menghabiskan dana untuk membiayai gaya hidup. Pandemi membuat seseorang semakin dapat mengukur bagaimana kondisi keuangan (financial), seberapa besar dana pensiun yang dimiliki, dan seberapa kuat pondasi keuangan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Di tahun 2022, hidup hemat semakin banyak peminatnya. Resesi ekonomi akibat COVID-19 yang masih belum sepenuhnya pulih, memaksa orang untuk menemukan berbagai cara agar mampu menghemat rupiah demi rupiah. Salah satu caranya dengan menerapkan gaya hidup yang disebut frugal living. 

Frugal living pada dasarnya adalah gaya hidup hemat yang menjadikan seseorang sebisa mungkin menahan keinginan dan memprioritaskan kebutuhan. Frugal living sering disamakan dengan gaya hidup minimalis. Padahal, pada praktiknya, frugal living berbeda dengan gaya hidup minimalis. Frugal living secara sederhana sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak, bahkan cenderung dinilai pelit oleh sebagian orang. Dilansir dari berbagai sumber, sesungguhnya konsep frugal living tidak sedangkal itu. Frugal Living diartikan sebagai konsep dimana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindfull), dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas.

Mengutip laman Wealth Simple, advisor dari Forbes, Zina Kumok mengatakan bahwa frugal living berarti sadar akan pengeluaran dan fokus pada prioritas yang ada. Konsep ini tampaknya cocok untuk orang-orang kelas menengah di perkotaan, yang notabene terbiasa dengan gaya hidup konsumtif. Bergonta-ganti ponsel keluaran terbaru, mengejar produk fashion dengan label bergengsi, hingga godaan untuk rutin kongko di berbagai kafe. Seseorang yang mengadopsi frugal living akan memilih memasak makanan sehat daripada membeli makanan di luar, membeli produk lokal berkualitas tanpa harus maniak merek, tidak memusingkan fashion atau gadget yang terus menerus up to date. Tanpa sadar, uang pun habis untuk memenuhi gaya hidup. Frugal living sebenarnya bisa jadi solusi untuk menuju kehidupan yang lebih tertata. Seseorang yang ingin hidup hemat harus memikirkan tujuan utama mereka dan bagaimana mengubah keuangan yang dimiliki dapat membantu mencapai tujuan. Namun para penganut frugal living akan terus menikmati hidup berkualitas dengan standar yang mereka tetapkan tanpa harus goyah dengan pendapat orang lain, demi tercapainya tujuan keuangan jangka panjang yang telah ditetapkan. 

Kajian konsep frugal living semakin berkembang, tidak hanya menghubungkan gaya hidup dengan tujuan keuangan pribadi jangka panjang, namun juga tentang keberlangsungan kehidupan seluruh manusia di masa yang akan datang. Jhon White, seorang professor filosopi pendidikan dalam tulisannya “The Frugal Life, and Why We Should Educate for It” menjelaskan bahwa frugal living harus diadopsi oleh generasi masa depan. Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim (climate change) harus menjadi momentum untuk mendeklarasikan frugal living dan mengajarkannya kepada generasi masa kini. Tidak hanya Negara miskin ataupun Negara berkembang, bagi Negara kaya pun konsep frugal living sudah harus diadopsi sebaik-baiknya. Jumlah penduduk dunia yang terus meningkat, sumber daya yang semakin terbatas mau tidak mau membuat manusia harus mengadopsi gaya hidup yang hemat, tidak menghambur-hamburkan sumber daya dengan percuma, tidak makan dengan berlebihan, tidak memproduksi sampah yang tidak perlu, dan masih banyak kebiasaan-kebiasaan buruk yang merusak bumi. Konsep hidup frugal living secara langsung dapat berhubungan dengan upaya-upaya menyelematkan bumi dari pencemaran lingkungan. 

Frugal living lebih menekankan tentang bagaimana memperoleh sesuatu dengan cara yang lebih murah. Prinsip orang frugal adalah setiap pengeluaran harus memiliki prinsip value for money. Biasanya, orang frugal (sebutan praktisi frugalisme) akan memanfaatkan diskon, kupon, atau lainnya untuk bisa memperoleh apa yang mereka inginkan, tanpa mengorbankan kualitas. Sementara, minimalisme menitikberatkan pada memiliki lebih sedikit barang. Artinya, orang minimalis akan fokus pada satu barang untuk setiap kebutuhan. Misalnya, mereka hanya memiliki satu tas untuk bekerja. Sebaliknya, orang frugal bisa memiliki beberapa tas untuk bekerja. Akan tetapi, tas-tas itu kemungkinan besar dibeli dengan harga yang lebih murah, atau bahkan sama dengan harga satu buah tas yang dimiliki oleh orang minimalis.


Bisnis yang Mengalami Kegagalan?
Pada waktu Yang Mulia Sāriputta mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata: “Bhante, (1) mengapakah bagi seseorang di sini, bisnis yang ia lakukan berakhir dengan kegagalan? (2) Meng-apakah bagi orang lainnya bisnis yang sama tidak memenuhi harapannya? (3) Mengapakah bagi orang lainnya lagi bisnis yang sama memenuhi harapannya? Mengapakah bagi orang lainnya lagi bisnis yang sama melebihi harapannya?”

(1) “Di sini, Sāriputta, seseorang mendatangi seorang petapa atau seorang brahmana dan mengundangnya untuk menanyakan apa yang ia perlukan, [82] tetapi tidak memberikan apa yang diminta. Ketika ia meninggal dunia dari sana, jika ia kembali ke alam ini, apa pun bisnis yang ia lakukan akan berakhir dengan kegagalan. 

(2) “Seorang lainnya mendatangi seorang petapa atau seorang brahmana dan mengundangnya untuk menanyakan apa yang ia perlukan. Ia memberikannya tetapi tidak memenuhi harapannya. Ketika ia meninggal  dunia dari sana, jika ia kembali ke alam ini, apa pun bisnis yang ia lakukan akan tidak memenuhi harapannya. 

(3) “Seorang lainnya lagi mendatangi seorang petapa atau seorang brahmana dan mengundangnya untuk menanyakan apa yang ia perlukan. Ia memberikannya dan memenuhi harapannya. Ketika ia meninggal dunia dari sana, jika ia kembali ke alam ini, apa pun bisnis yang ia lakukan akan memenuhi harapannya. 

(4) “Seorang lainnya lagi mendatangi seorang petapa atau seorang brahmana dan mengundangnya untuk menanyakan apa yang ia perlukan. Ia memberikannya dan melebihi harapannya. Ketika ia meninggal dunia dari sana, jika ia kembali ke alam ini, apa pun bisnis yang ia lakukan akan melebihi harapannya.

“Ini, Sāriputta, adalah alasan mengapa bagi seseorang di sini bisnis yang ia lakukan berakhir dengan kegagalan, bagi orang lainnya bisnis yang sama tidak memenuhi harapannya, bagi orang lainnya lagi bisnis yang sama memenuhi harapannya, dan bagi orang lainnya lagi bisnis yang sama melebihi harapannya.”


Cara Praktis Penerapan Frugal Living

Pastikan memiliki tujuan finansial (financial goals) yang jelas dan masuk akal
Tujuan keuangan tentunya sesuatu yang dibutuhkan, yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan kita. Merumuskan financial goals yang jelas dan masuk akal akan membantu kita untuk dapat mencapainya, agar semua upaya yang dilakukan tidak sia-sia.  Tujuan keuangan bisa saja mengumpulkan dana pernikahan, membeli rumah, tabungan pendidikan anak, merencanakan pensiun dini, mengamankan dana darurat yang cukup, atau memiliki dana pensiun yang cukup.

Selalu analisis kebutuhan atau keinginan sebelum membelanjakan uang anda
Hasil analisis terhadap perilaku konsumen menunjukkan bahwa pengeluaran untuk memenuhi gaya hidup jauh lebih besar daripada pengeluaran membeli barang-barang yang benar dibutuhkan. Jadi dapat disimpulkan banyak uang yang dikeluarkan untuk membeli barang yang tidak memberikan manfaat yang sesungguhnya diperlukan.

Hindari utang konsumtif
Bisa dibayangkan betapa kacaunya kondisi keuangan jika harus membeli barang konsumtif, yang mungkin saja tidak sepenuhnya dibutuhkan, namun harus dibeli dengan kredit. Sering kali, kita membeli sesuatu karena dipengaruhi oleh emosi. Misalnya, setelah lelah bekerja di kantor, Anda pergi ke pusat belanja dan menemukan jam tangan yang Anda sukai. Anda secara emosional membeli jam tersebut dengan alasan “self-reward”. Dalam konteks frugal living, kebiasaan seperti itu harus dihindari. Sebaliknya, kita diajak untuk mengonsumsi sesuatu secara sadar. Salah satu cara melawan dorongan pembelian impulsif adalah dengan tahu bagaimana membuat suasana hati selalu positif, tanpa banyak pikiran.  

Beberapa orang bahkan makan sebelum pergi berbelanja. Sebuah penelitian dari University of Minnesota tahun 2015 pernah menyebut bahwa berbelanja kala lapar akan membuat seseorang lebih boros. Mari Hentikan kebiasaan buruk itu sekarang.

Merasa Nyaman untuk tidak Terpengaruh Tren
Terus menerus mengikuti perkembangan fashion, gadget, mobil, atau benda-benda lain adalah sesuatu hal yang sangat dihindari dalam konsep frugal living. Tren adalah strategi marketing untuk meningkatkan permintaan konsumen. Menghindari siklus konsumerisme dan tidak melakukan impulsif buying adalah perilaku yang harus dijaga dalam frugal living. Berhentilah memikirkan ekspektasi orang lain atas diri kita.

Miliki Persepsi dan Kesadaran bahwa Hidup Bukan Untuk Saat Ini Saja
Masih ada hari esok, masih ada anak-anak yang perlu diperjuangkan, masih ada generasi penerus yang akan menggantungkan hidupnya di bumi ini. Frugal living tidak hanya untuk kebaikan diri sendiri, tapi untuk keberlangsungan bumi.


Referensi:
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/
https://www.cnnindonesia.com/
https://dhammacitta.org/
https://www.manulife.co.id/
https://finansial.bisnis.com/

Text Dhammadesanā dan Informasi Kegiatan Dapat Dilihat di Link Berikut: https://drive.google.com/file/d/1-0M_xaEUrPoIIvZukXgcsNOPG6FW3KJj/view

Dibaca : 6634 kali