The Unfinished Buddha, Berada Di Stupa Induk Candi Borobudur?
Rupang di atas kini terletak di Karmawibhangga Museum. Dari istilahnya merupakan rupang Buddha yang tak sempurna secara pahatan baik jemari, lengan, bahu, ataupun struktur wajah.
Serat Centhini merupakan salah satu karya sastra yang merupakan ensiklopedi dan sumber informasi yang tak bisa diabaikan pada abad ke-18 M dalam memahami di manakah letak aslinya The Unfinished Buddha?
Catatan tersebut tertulis di Serat Centhini yang dipublikasikan pada 1814 M. Dalam potongan bait pupuh 105 pada halaman 59-60 dari jilid II Serat Centhini Latin. tersebut menjelaskan pengembaraan Mas Cebolang yang bermalam di Borobudur dan mengamati lokasi candi.
Dalam catatan Stuttherheim menjelaskan bahwa menurut Sang Hyang Kamahayanikan jumlah arca Buddha 505 buah, yang masing-masing menggambarkan pengejawantahan dari Buddha. Seluruh arca Buddha telah terwakili oleh 504 buah arca yang ada di Borobudur. Sementara menjadi berjumlah 505, yakni diwakili oleh The Unfinished Buddha, atau dengan kata lain Sang Bhatara Buddha.
The Unfinished Buddha sebagai penggambaran kesempurnaan di luar kesempurnaan, tak bisa diterangkan dari segi kesadaran manusia, karena keterbatasan manusia. Arca Buddha yang tak sempurna bertakhta di dalam stupa induk Candi Borobudur adalah menggambarkan manifestasi dari Buddha secara keseluruhan.
Van Lohuiz-en de Leeuw berupaya memecahkan masalah The Dhyani-Buddha of Barabudur dan meneliti kembali sebuah naskah yang tidak pernah diterbitkan. Naskah tersebut disusun oleh Sieburgh, seorang pelukis yang pernah tinggal di Borobudur antara tanggal 20 November 1837-2 April 1839. Dalam naskah tersebut si penulis melaporkan bahwa di dalam stupa besar di puncak Candi Borobudur terdapat sebuah arca batu yang belum selesai pengerjaannya.
Sumber: BuddhaZine.com