x techmused

Uposath?g?ra terdiri dari dua kata, yaitu “uposatha” dan “?g?ra”. “Uposatha” berarti “masuk berdiam” dan “?g?ra” berarti “gedung”, sehingga Uposath?g?ra berarti gedung untuk berdiam pada hari Uposatha. Dalam suatu kompleks vih?ra, Uposath?g?ra adalah bangunan utama, yang penentuan lokasi dan pengukuhannya dilakukan melalui Sa?ghakamma (keputusan yang dibuat oleh Sa?gha). Segala sesuatu yang berhubungan dengan Uposath?g?ra telah diatur dengan teliti dan jelas dalam Kitab Suci Tipitaka, Vinaya Pitaka. Uposath?g?ra ini harus dapat menampung minimal dua puluh satu orang bhikkhu yang duduk dalam jarak satu hasta (satu lengan) dan luas Uposath?g?ra sendiri tidak diperkenankan melebihi S?m?.

S?M?
Untuk membuat Uposath?g?ra baru, Sa?gha yang minimal terdiri dari lima orang bhikkhu, akan melakukan upacara pembatalan S?m? terlebih dahulu (batas lokasi Uposath?g?ra lama). Apakah yang dimaksud dengan upacara pembatalan S?m? ini? Ada kemungkinan, jauh di waktu lampau, ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, di tempat yang sekarang akan dibangun Uposath?g?ra baru, sebelumnya pernah dibangun Uposath?g?ra lain oleh Sa?gha pada saat itu. Meskipun bangunan dan batas-batas lokasi Uposath?g?ra yang lama telah lenyap, namun tekad yang pernah dilakukan oleh Sa?gha untuk mengukuhkan Uposath?g?ra tersebut belum lenyap. Tekad Sa?gha di waktu yang lampau ini harus dibatalkan dahulu oleh Sa?gha yang akan membuat Uposath?g?ra baru. Sebab, jika kita langsung membuat Uposath?g?ra baru di atas tempat yang dahulu pernah dibuat suatu Uposath?g?ra, berarti kita mengabaikan kehadiran Sa?gha yang terdahulu.

Kita tidak dapat memastikan apakah di atas lokasi VJDJ pernah dibuat Uposath?g?ra atau tidak. Agar tidak menimbulkan keraguan yang mengakibatkan tidak sahnya suatu Uposath?g?ra, maka lebih baik Sa?gha melakukan pengukuhan Uposath?g?ra baru dengan membatalkan atau mencabut terlebih dahulu pengukuhan Uposath?g?ra yang mungkin pernah dibuat oleh Sa?gha pada waktu lampau. 

Setelah Sa?gha mencabut atau membatalkan batas Uposath?g?ra yang lama, Sa?gha lalu membuat pengukuhan batas Uposath?g?ra yang baru. Pengukuhan Uposath?g?ra baru ini ditandai dengan membuat batas di delapan penjuru dan satu di tengah-tengah lokasi. Tanda batas ini harus dibuat dari bahan yang sekuat mungkin dengan tujuan agar tidak mudah lapuk, seperti batu, sumur, atau pohon. Apabila dibuat dari batu, maka batu ditanam pada batas-batas yang telah ditentukan oleh Sa?gha. Kemudian di atas batu yang ditanam itu, diletakkan lagi tanda yang mudah dikenali. Batu yang ditanam adalah sebagai tanda batas yang dimaksudkan untuk mengenali lokasi Uposath?g?ra di kemudian hari. Ratusan atau ribuan tahun kemudian, Uposath?g?ra mungkin telah hancur dan puing-puingnya pun tidak ditemukan lagi. Akan tetapi, bila seseorang menggali tanah dan masih dapat menemukan batu-batu batas lokasi Uposath?g?ra secara lengkap, maka fungsi Uposath?g?ra masih berlaku. Tidak diperlukan lagi pengukuhan Sa?gha. Tetapi karena bangunannya telah lenyap, maka tempat tersebut cukup disebut dengan ‘S?m?’. Inilah pentingnya mencari batu yang cukup kuat dan tidak mudah rapuh untuk menandai batas-batas lokasi Uposath?g?ra.

Uposath?g?ra sering disebut S?m?. Seperti dijelaskan di depan, arti S?m? sendiri adalah batas. Terdapat dua macam S?m?, yaitu Baddha S?m? dan Abaddha S?m?. Uposath?g?ra yang dikukuhkan dalam kompleks VJDJ adalah Baddha S?m?, yaitu Uposath?g?ra dengan batas khusus yang dibuat Sa?gha. Sedangkan Abaddha S?m? adalah batas tempat atau batas daerah Uposath?g?ra secara alami dan tidak khusus dibuat Sa?gha, seperti batas suatu desa, batas tanah yang dihibahkan pemerintah kepada Sa?gha, rakit atau pulau kecil yang terdapat di tengah-tengah sungai, dan sebagainya. Abaddha S?m? akan lenyap bila batasnya lenyap, sedangkan untuk Baddha S?m?, walaupun gedung dan batas-batasnya lenyap sama sekali, tekad pengukuhan yang dibuat oleh Sa?gha tidak bisa ikut lenyap. Tekad pengukuhan itu baru bisa lenyap jika ada Sa?gha yang membatalkannya. Oleh karena itu, Baddha S?m? adalah S?m? terbaik.


Dibaca : 36675 kali